“Kita harus bertransformasi dari ketergantungan pada sumber daya alam menjadi daya saing manufaktur dan jasa modern yang mempunyai nilai tambah tinggi bagi kemakmuran bangsa, demi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
~ Presiden Joko Widodo ~

Ungkapan yang disampaikan oleh Bapak Presiden Joko Widodo tersebut menggema ke setiap sudut Ruang Rapat Paripurna I Gedung DPR/MPR dalam pidato pelantikan presiden terpilih periode 2019–2024, pada Minggu (20/10/2019). Presiden terpilih Joko Widodo menyatakan bahwa Indonesia perlu melakukan transformasi ekonomi menjadi negara industri dan jasa modern yang berdaya saing. Menurut beliau, transformasi ekonomi merupakan suatu keniscayaan di tengah dunia yang penuh risiko, dinamis, dan kompetitif. Oleh karena itu, presiden menilai, Indonesia perlu terus mengembangkan cara dan nilai baru dalam mendorong kinerja perekonomian.

Menyoal transformasi, kemakmuran bangsa, serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang sempat disinggung oleh presiden dalam pidato pelantikannya, negara ini sebenarnya sudah memiliki asas yang kuat bagi perekonomian negara untuk mendorong terwujudnya kemakmuran dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Tidak salah lagi, dasar ekonomi yang dimaksud adalah Koperasi.

Sejak dahulu koperasi dikenal sebagai soko guru perekonomian nasional atau tulang punggung dan penyangga utama perekonomian bangsa yang diperkenalkan oleh The Founding Father, Bapak Mohammad Hatta sebagai badan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Namun, bagaimanakah nasib dan peran koperasi di era transformasi saat ini? 

Koperasi sebagai lembaga ekonomi yang tertulis dalam UUD 1945, sesungguhnya adalah sebuah sistem ekonomi modern untuk mewujudkan keadilan dan pemerataan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat. Namun faktanya di era digital ini, sebagaimana dilansir dari Kompas melalui laporan Dinkop UKM Sleman, koperasi setidaknya menghadapi 3 tantangan utama dalam memajukan perekonomian Indonesia, antara lain: stigma negatif tentang koperasi, pengembangan sistem koperasi dengan bisnis online, dan perkembangan teknologi. 

Menyoroti hubungan antara koperasi dan generasi milenial sendiri, sejatinya koperasi di Indonesia masih sangat memiliki peluang untuk meraih pangsa pasar yang besar. Hal ini bergantung pada upaya koperasi untuk berganti, mengejar, serta ‘menjemput bola’ terhadap pangsa pasar yang khususnya saat ini sudah berbeda corak, yaitu generasi milenial. Namun bagi sebagian besar generasi milenial, lembaga koperasi justru dinilai kuno dan tidak menarik karena dianggap lebih cenderung dikelola oleh orang tua atau angkatan generasi baby boomers dan generasi X. 

Sumber: databoks.katadata.co.id

Selain itu, Badan Pusat Statistik (BPS) pada September 2019 pun merilis hasil survei, bahwa jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 269,6 juta jiwa pada tahun 2020, dengan dominasi kelompok usia produktif (15-64 tahun) sebanyak 185,34 juta jiwa. Tidak bisa dipungkiri, saat ini Indonesia memang tengah memasuki era bonus demografi, di mana jumlah penduduk usia produktif lebih banyak dibandingkan kategori usia lainnya.

Maka, dengan melihat masifnya potensi pangsa pasar koperasi pada generasi milenial, bagaimana inovasi dan strategi efektif yang harus dilakukan koperasi untuk merangkul generasi milenial sebagai segmen utama pasar tersebut?

Demi meningkatkan pamor koperasi di mata generasi milenial dan terselenggaranya koperasi digital dan koperasi zaman now yang mampu masuk dan bertahan di relung kehidupan generasi milenial, salah satu upaya dan strategi yang diharapkan bisa efektif adalah dengan melakukan reposisi dan rebranding koperasi pada era transformasi ini.

Reposisi koperasi sendiri merupakan sebuah proses transformasi organisasi koperasi dan pola pikir esensi berkoperasi berbasis kolaborasi sebagai format baru di era digital. Sedangkan rebranding koperasi pada hakikatnya memiliki makna sebagai langkah dalam rangka mereposisi ulang bahwa koperasi itu merupakan wadah untuk menciptakan keadilan, mengentaskan kemiskinan, mengurangi pengangguran, serta mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan makmur.

Berikut ini adalah beberapa strategi dan kiat yang bisa dilakukan oleh koperasi-koperasi di Indonesia dalam rangka reposisi dan rebranding koperasi di kalangan generasi milenial.

1). Memperkenalkan koperasi secara fun atau menyenangkan.

Tidak semua kalangan mengenal koperasi dan manfaatnya yang besar. Apalagi generasi milenial yang terbiasa hidup dengan kemudahan teknologi dan segala yang instan. Maka, perkenalkan koperasi dengan cara yang fun atau menyenangkan bagi generasi ini.

2). Menggiatkan koperasi di kalangan pemuda sebagai ikon rebranding.

Koperasi mahasiswa, koperasi siswa, koperasi pemuda, koperasi pramuka, dan juga koperasi pesantren diharapkan mampu bergerak aktif dan efektif sebagai ikon rebranding koperasi di kalangan generasi milenial.

3). Melakukan rebranding koperasi dengan menampilkan citra modern dan adaptif dengan teknologi terbaru.

Koperasi diharapkan mampu melakukan rebranding dengan tampilan citra modern dan adaptif dengan teknologi terbaru, sehingga generasi milenial pun akan melirik.

4). Memiliki website, database, dan aplikasi digital.

Kepemilikan website serta penggunaan database dan aplikasi digital tentang koperasi pun tidak kalah penting dalam rangka reposisi dan rebranding koperasi. Contohnya, seperti aplikasi coopRASI yang merupakan produk usaha Multi Inti Sarana (MIS) Group melalui anak perusahaannya Sistim Digital Transaksi Indonesia (SDTI).

Aplikasi coopRASI, bentuk kontribusi MIS Group untuk pertumbuhan koperasi di Indonesia

5). Melibatkan Influencer kekinian agar menarik minat generasi milenial.

Koperasi di Indonesia juga bisa melakukan kerja sama dengan influencer ternama untuk mempopulerkan koperasi dengan beragam manfaatnya, seperti selebgram, content creator, dan berbagai influencer lainnya.

6). Menggemakan semangat koperasi melalui media sosial.

Beragam media sosial bisa dipergunakan oleh koperasi sebagai wadah menyebarkan semangat berkoperasi, seperti Facebook, Instagram, Twitter, bahkan aplikasi chat messenger seperti WhatsApp dan Line. 

7). Menyelenggarakan event menarik tentang koperasi sebagai sarana sosialisasi dan promosi.

Mengadakan event menarik tentang koperasi secara berkesinambungan. Event yang cocok bagi kalangan milenial adalah kegiatan yang sesuai dengan ciri dan minat mereka, seperti event lomba foto, blog, vlog, desain, dan lain sebagainya.

Beberapa upaya, kiat, dan strategi di atas setidaknya bisa menjadi pertimbangan dan perhatian utama bagi koperasi dalam melakukan reposisi dan rebranding koperasi digital di kalangan generasi milenial. Jika generasi milenial bangsa tidak lagi tertarik dengan koperasi, maka bisa dipastikan bahwa koperasi akan punah dari bumi Indonesia. Jika pemerintah dan semua pihak tidak peduli dengan keberadaan koperasi di era transformasi ini, maka bonus demografi dengan manfaat besar yang harusnya bisa Indonesia miliki, bisa berubah menjadi bencana bagi kelangsungan hidup dan eksistensi koperasi Indonesia di era transformasi.

Mari selamatkan masa depan bangsa Indonesia dengan langkah reposisi dan rebranding koperasi menjadi koperasi digital dan koperasi zaman now, guna merangkul generasi milenial secara efektif sebagai potensi pangsa pasar koperasi yang besar, sekaligus penggerak utama untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera. Amin.

 

 

Sumber Referensi:

  • Pratama, W. P. (2019, Oktober 20). Dipetik Oktober 28, 2019, dari Bisnis.com: https://ekonomi.bisnis.com/read/20191020/9/1161180/jokowi-indonesia-harus-bertransformasi-menuju-industri-dan-jasa-modern-
  • Kusnandar, V.B. (2019, September 13). Dipetik Oktober 29, 2019, dari https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/09/13/jumlah-penduduk-indonesia-diproyeksikan-mencapai-270-juta-pada-2020
  • Afandi, T. (2017, Desember 18). Dipetik Oktober 29, 2019, dari http://www.bappenas.go.id: https://www.bappenas.go.id/files/5015/1366/8275/Outlook_Pembangunan_Indonesia_2018_Pemanfaatan_Bonus_Demografi.pdf 
  • Pradana, H. G. (2018, Agustus 13). Dipetik Oktober 28, 2019, dari http://www.setkab.go.id: https://setkab.go.id/rebranding-koperasi-era-millenial-pelayanan-produk-hingga-teknologi/
  • Situs resmi MIS Group, https://multiintisarana.com/
  • Akun Media Sosial Instagram @multiintisaranagroup dan @praja.misgroup

Disclaimer:

Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Karya Tulis Blog ‘PRAJA 2019 Anugerah MIS Group untuk Negeri yang diselenggarakan oleh Multi Inti Sarana Group. Tulisan merupakan hasil pemikiran penulis dengan berbagai sumber referensi dan foto-foto pendukung yang didapatkan dari sumber-sumber yang telah tercantum di atas.

How many stars for this post?

1 Komentar

Kamu Suka Minum Kopi? 4 Hal Berikut Ini Wajib Dipahami – Bang Firman's Blog · November 26, 2019 pada 9:21 pm

[…] musik indie dan minum kopi. Ah, hal-hal ini memang tengah menjadi gaya hidup milenial dan anak muda kekinian. Namun supaya tidak ikut arus dan dianggap mengikuti tren belaka, ada […]

Like it?

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: