Halo Sobat Bang Firman’s Blog
Sebelum membahas lebih jauh tentang menabung. Saya ingin mengajak kalian untuk bernostalgia sedikit. Apakah kalian masih ingat dengan lirik lagu berikut ini?
Bing Beng Bang, Yuk Kita ke Bank
Bang Bing Bung, Yuk Kita Nabung …
Tang Ting Tung, Hey Jangan Dihitung
Tau Tau Kita Nanti Dapat Untung …
Jika kalian adalah anak-anak yang tumbuh di era 90-an hingga awal abad milenium tahun 2000, tentu kalian tidak akan asing dengan lirik lagu tersebut. Lagu tersebut berjudul “Menabung” dan sangat populer di kalangan anak-anak era 90-an, tepatnya mulai pada tahun 1996. Diciptakan oleh seniman legendaris Titiek Puspa dan dinyanyikan juga oleh beliau bersama dengan 2 penyanyi cilik populer saat itu, Saskia dan Geofanny. Namun ternyata sebelumnya, lagu ini pun pernah dinyanyikan oleh artis cilik, Santi Sardi, kakak dari aktor Lukman Sardi pada era 70-an.
Saya sendiri sungguh rindu akan lagu-lagu zaman kanak-kanak dahulu. Bukan hanya karena lagunya yang asyik dan menarik untuk dinyanyikan, tetapi semakin saya dewasa, saya semakin menyadari bahwa lagu-lagu anak zaman dahulu banyak mengajarkan pesan dan pelajaran yang berharga dan bermanfaat. Mungkin memang salah satu cara terbaik untuk mengajarkan suatu hal kebaikan kepada anak-anak saat itu adalah dengan mengajarkannya melalui lagu atau nyanyian. Hal tersebut tentu sangat berbeda keadaannya dengan zaman sekarang, di mana tantangan zaman yang semakin maju menuntut kita untuk selalu mengikuti derasnya arus perubahan, termasuk cara bagaimana mengajarkan anak-anak tentang menabung.
MEMBIASAKAN MENABUNG SEJAK KECIL DAN MENJADIKANNYA ‘PASSION’
Jujur saja, menabung adalah salah satu hal atau kegiatan yang sudah menjadi bagian dari hidup saya sejak kecil. Andaikan menabung bisa dimasukkan atau dikategorikan sebagai salah satu passion seseorang, sudah pasti saya akan dengan senang hati menganggapnya sebagai salah satu passion yang saya miliki.
Sejak kecil, saya memang sangat gemar mengumpulkan uang dan menyimpannya untuk dipakai di hari kemudian, baik untuk kebutuhan mendesak atau pun ketika saya menginginkan sesuatu untuk dibeli. Gaya menabung saya pun sederhana saja. Seperti layaknya anak-anak pada umumnya, saya menggunakan celengan sebagai tempat menyimpan uang yang saya miliki. Celengan pun tidak selalu harus membeli, apalagi dengan bentuk atau model yang bagus dan menarik. Bagi anak-anak lainnya, hal tersebut mungkin berpengaruh, dengan bentuk atau model celengan yang lucu dan menarik, akan membuat mereka semakin semangat dan termotivasi untuk menabung.
Sedikit berbeda dengan saya. Saya cenderung menggunakan barang bekas, seperti kaleng makanan semacam biskuit atau wafer untuk saya alih fungsikan sebagai tempat penyimpanan uang. Jadi, tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli celengan baru karena saya memanfaatkan barang bekas yang ada. Dan jujur saja, hal tersebut masih saya lakukan hingga saat ini.
Tidak hanya itu, ‘passion‘ saya dalam menabung ini pun kerap kali saya coba tularkan kepada orang lain, khususnya sanak saudara. Dalam hal ini, saya biasanya mengajak kakak, adik atau keponakan saya untuk bersama-sama membongkar celengan yang saya miliki. Kemudian meminta bantuan mereka juga untuk menghitung seluruh uang yang saya tabung di celengan selama ini. Selain untuk meminta bantuan, secara tidak langsung saya juga memotivasi dan menginspirasi mereka dalam hal menabung. Dan lagi-lagi saya katakan, hal tersebut pun masih saya lakukan sampai saat ini.
BLOG DAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI SUMBER INSPIRASI MENABUNG ERA DIGITAL
“Bang Firman, kenapa sih kok seneng banget ikut-ikut lomba blog dan lomba foto di Sosmed? Emangnya seru ya? Hadiahnya emang lumayan ya, Bang?”
Kira-kira seperti itulah lontaran kata yang banyak disampaikan oleh para kerabat atau follower di akun-akun media sosial yang saya miliki.
Tidak dapat dipungkiri, hadirnya internet di era modern atau digital sangat berpengaruh terhadap budaya dan gaya hidup masyarakat saat ini. Pada dasarnya, saya selalu berpikiran bahwa apapun yang saya lakukan dan saya jalani harus memberikan manfaat, baik bagi diri sendiri atau pun bagi orang lain, baik di dunia nyata atau pun di dunia maya. Dan bagi saya pribadi, menjalani passion sebagai seorang penulis blog (blogger) dan pengguna media sosial ternyata mengasyikkan dan membawa banyak manfaat bagi saya, salah satunya dalam hal menabung. Mengapa? Apakah blog dapat menghasilkan banyak uang sehingga bisa menabung?
Nah, pertanyaan tersebut tentunya perlu diluruskan. Blog memang bukanlah tempat untuk mencari uang, tapi lebih kepada tempat atau wadah untuk berkarya, menyalurkan ide dan kreatifitas melalui tulisan yang dapat dibaca dengan mudah oleh banyak orang karena menggunakan jaringan internet. Sama halnya dengan media sosial, jika memang digunakan untuk berkarya dan menyalurkan kreatifitas, tentu dapat juga dijadikan sebagai sumber inspirasi menabung.
Lalu, bagaimana maksudnya inspirasi menabung dari blog dan media sosial?
Jawabannya tentu seperti kutipan lontaran kata-kata dari kerabat saya di atas. Bagi saya pribadi, salah satu sumber inspirasi menabung dari blog dan media sosial adalah dengan mengikuti kompetisi atau lomba-lomba, baik di blog maupun di media sosial. Basicly, saya memang selalu tertarik dan merasa tertantang untuk mengikuti kompetisi pada bidang-bidang yang saya mampu, misalnya menulis atau blogging, dan fotografi.
“Saya tidak ingin munafik. Saya hanya mencoba realistis. Hadiah uang tunai yang ditawarkan oleh sebagian besar penyelenggara lomba blog, foto atau lomba lainnya di media sosial tentu menjadi salah satu motivasi dan penyemangat untuk berkarya.” (Firmansyah, Penulis)
Dari situlah saya mendapatkan inspirasi menabung. Bahwa dengan memanfatkan blog dan media sosial yang saya miliki untuk berkarya dan berlomba, kemudian jika mendapatkan apresiasi dari penyelenggara berupa uang tunai, maka sudah pasti saya tindak lanjuti dengan menjadikannya tabungan dan menyimpannya di Bank.
Sungguh, inspirasi itu bisa datang dari mana saja, bukan? Termasuk inspirasi menabung. Bisa dari hal sederhana yang selama ini melekat dan berada dekat di sekitar kita, seperti media sosial contohnya.
AYO MENABUNG DI BANK!
Untuk gaya menabung, seperti yang sudah dijabarkan sebelumnya, saya memang masih menggunakan cara tradisional, yaitu dengan celengan sebagai salah satu alat menabung hingga saat ini. Namun, tentunya saya paham bahwa menabung itu tidak cukup dengan mengumpulkan uang menggunakan celengan saja. Karena itu terlalu riskan atau berbahaya untuk keamanan. Jadi, mulai sejak lulus SMA, saya pun memberanikan diri membuka tabungan di bank. Dan Alhamdulillah, hingga saat ini saya sudah memiliki sekitar 4 rekening tabungan, baik di bank konvensional maupun di bank syariah.
Pengalaman saya, biasanya setelah mendapatkan rezeki dengan memenangkan lomba blog atau yang lainnya, saya langsung menyimpannya di bank. Walau terkadang, banyak juga penyelenggara lomba yang tidak ingin ribet dengan memberikan hadiah uangnya secara tunai, walhasil mereka pun memilih untuk mengirimkan hadiah uang melalui transfer ke rekening bank yang saya miliki secara langsung.
Memiliki tabungan atau rekening di Bank sepertinya memang sudah menjadi suatu kebutuhan yang wajib, apalagi di era yang serba digital dan modern ini. Karena banyak kemudahan, manfaat serta keuntungan yang bisa kita raih dengan menabung di Bank. Setidaknya ada 5 manfaat yang kita bisa rasakan ketika menabung di bank, antara lain:
- Aman. Kita tidak perlu khawatir uang kita tercecer ataupun dengan mudah dicuri oleh pihak tertentu. Tabungan di bank memberikan manfaat keamanan yang menjamin uang kita tidak akan hilang.
- Terjamin. Menabung di bank lebih terjamin dibandingkan menitipkan ke orang atau menaruh uang kita di suatu tempat pada rumah kita. Keterjaminan menyimpan dana di bank karena pemerintah sendiri yang memastikannya terjamin melalui Lembaga Penjamin Simpanan atau LPS.
- Berkembang. Uang kita tidak bisa memperbanyak diri sendiri. Namun dengan menabung di bank, kita memiliki kesempatan untuk mengembangkan dana. Ini karena bank memiliki karakteristik bunga yang memungkinan uang yang kita simpan terus bertumbuh.
- Praktis. Dengan memiliki tabungan di bank, kita juga bisa melakukan berbagai transaksi secara lebih simpel. Kemudahan diperoleh karena bank menyediakan layanan perbankan elektronik selama 24 jam melalui ATM ataupun internet banking. Salah satu keuntungannya, kita tidak perlu lagi mengantre membayar listrik di bank tertentu atau PLN karena dengan mudah dapat dilakukan melalui ATM.
- Hemat. Dengan memiliki tabungan, kita akan lebih termotivasi untuk menyisihkan uang kita sebagai simpanan. Dengan demikian, kita dapat memperoleh manfaat hidup hemat.
BERAWAL DARI KEKHAWATIRAN, AKHIRNYA MENGENAL LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN (LPS)
Saya masih ingat setahun yang lalu, saya mulai sedikit merasa khawatir dan bertanya-tanya, pasalnya salah satu bank syariah dimana tempat saya menabung, mulai menunjukkan perkembangan yang tidak baik. Mulai dari penutupan beberapa kantor cabang, termasuk kantor cabang langganan saya, kemudian dicabutnya mesin-mesin ATM yang biasanya tersedia di mini market, rest area, area pom bensin, serta berbagai hal lainnya. Hal tersebut pastinya membuat saya khawatir. Apakah memang benar salah satu pelopor bank syariah di Indonesia ini dilikuidasi alias bangkrut?
Akhirnya saya coba mencari informasi-informasi yang valid dan up-to-date saat itu tentang fakta dan isu yang beredar tersebut. Setelah saya cari tahu, beberapa sumber menyebutkan bahwa bank syariah ini tidak dilikuidasi (tidak bangkrut) atau dalam kata lain masih memiliki likuiditas yang bagus, namun bank syariah ini sangat membutuhkan penambahan modal dari investor untuk terus beroperasi ke depan dan berkembang secara optimal.
Pada akhirnya, kekhawatiran inilah yang membawa saya kepada perkenalan dengan Lembaga Penjamin Simpanan atau disingkat LPS.
MENGENAL LPS LEBIH DEKAT
Siapa yang menjamin bank sehat sepanjang masa? Ingat kasus krisis moneter tahun 1998 di mana sejumlah bank kolaps sehingga membuat nasabah panik dan buru-buru menarik dananya. Sayang, tak semua nasabah bisa mendapatkan dananya kembali.
Kehadiran Lembaga Penjamin Simpanan atau LPS ditandai dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, yang mengamanatkan pembentukan suatu Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sebagai pelaksana penjaminan dana masyarakat. Dalam pelaksanaannya, adanya suatu jaminan terhadap simpanan nasabah di bank memang dapat menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan,dan membantu perbankan Indonesia untuk bangkit dari dampak krisis moneter tersebut.
Kemudian, pada tanggal 22 September 2004, Presiden Republik Indonesia saat itu mengesahkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 tentang Lembaga Penjamin Simpanan. Berdasarkan Undang-Undang tersebut, LPS, suatu lembaga independen yang berfungsi menjamin simpanan nasabah penyimpan dan turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannya, dibentuk. Undang-undang ini berlaku efektif sejak tanggal 22 September 2005, dan sejak tanggal tersebut LPS resmi beroperasi.
LPS merupakan jawaban dari kekhawatiran publik menyimpan dananya di bank, baik konvensional maupun syariah dan bank asing atau bank swasta nasional.
Lalu, bagaimana cara LPS menjamin dan mengembalikan dana tabungan nasabah bank yang dilikuidasi?
Awalnya, nilai simpanan yang dijamin LPS adalah Rp 100 juta. Kemudian berubah sejak 13 Oktober 2008 di mana nilai simpanan yang dijamin LPS maksimal Rp 2 miliar nasabah per bank. Ingat ya, per bank bukan per rekening.
Maksudnya, bila seorang nasabah punya lebih dari satu rekening simpanan di suatu bank, maka simpanan yang dijamin adalah jumlah seluruh saldo seluruh simpanannya tersebut. Lewat dari jumlah itu, maka tidak mendapat jaminan dari LPS.
LPS bersedia mengembalikan semua simpanan nasabah itu sepanjang memenuhi syarat layak bayar yang disebut 3T dan 2T. Apa itu 3T dan 2T? Kriteria Syarat 3T diperuntukkan bagi nasabah bank konvensional, sedangkan 2T bagi nasabah bank syariah, hal tersebut dikarenakan keduanya memiliki perbedaan sistem perbankan yang dianut. Khusus untuk nasabah bank konvensional, ada perbedaan pada suku bunga simpanan, jangan sampai besarannya di atas yang ditetapkan LPS karena jaminan otomatis gugur. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar di bawah ini.
Jenis simpanan bank yang dijamin oleh LPS pun berbeda antara bank konvensional dan bank syariah. Pada bank konvensional, simpanan yang dijamin antara lain: Giro, Deposito, Sertifikat Deposito, Tabungan, dan bentuk lain yang dipersamakan dengan itu. Sedangkan pada bank syariah, simpanan yang dijamin antara lain: Giro Wadiah dan Giro Mudharabah, Tabungan Wadiah dan Tabungan Mudharabah, Deposito Mudharabah, dan Simpanan lain yang ditetapkan LPS.
Bagaimana? Mudah dipahami, bukan? Jadi, kita tidak perlu khawatir uang tabungan kita di bank tidak kembali ketika bank dilikuidasi atau dicabut surat izin operasinya. Selama kita bisa memenuhi syarat 3T dan 2T di atas, maka uang tabungan kita di bank bisa dikembalikan 100%.
Kesimpulannya, percayakanlah tabungan di bank yang sudah menjadi peserta LPS. Jika masih ragu akan keanggotaan bank tempat kita menabung sebagai peserta LPS, kita bisa mengeceknya di website www.lps.go.id. Seperti pada gambar di bawah ini.
Wah, saya jadi semakin yakin dan percaya diri untuk terus menabung di bank, kalau sudah dijamin keamanannya seperti ini. Hadiah hasil kompetisi blog dan lainnya pasti langsung disimpan di bank tanpa pikir panjang. 🙂
PENUTUP
Hingga kini, saya masih menjadikan blog dan media sosial yang saya miliki sebagai salah satu sumber inspirasi menabung dan berusaha untuk terus meningkatkan kreatifitas dan produktifitas saya pada kedua platform tersebut. Sejatinya, inspirasi bisa datang dari apa pun, di mana pun dan kapan pun, termasuk inspirasi untuk menabung. Mari kita manfaatkan jaringan internet dan media sosial yang kita miliki untuk berkarya dan berkreasi serta menjadikannya sumber inspirasi untuk menabung di era digital ini.
Dan jangan lupa, rezeki hasil karyanya yang berbentuk uang tunai untuk disimpan di bank yang berada di bawah pengawasan LPS, agar tabungan kita aman dan menabung pun nyaman. Ayo menabung di bank! 🙂
Terakhir, saya ucapkan Selamat! untuk kalian semua, karena disadari atau tidak, tulisan yang kalian baca dari awal sampai akhir ini pun merupakan contoh lain dari saya dalam berkarya untuk menjemput rezeki dan melebarkan sayap inspirasi menabung dari blog. Semoga membawa keberuntungan. Aaamiin. Terima kasih sudah membaca. Semoga menginspirasi.
#AyoMenabungDiBank #InspirasiAyoMenabung
Sumber Referensi:
- Situs Website LPS, http://www.lps.go.id/
- Akun Media Sosial LPS
- https://www.moneysmart.id/kalau-sayang-duit-kenalan-dulu-dong-sama-lps-yang-bikin-simpanan-di-bank-jadi-aman/
- https://www.cermati.com/artikel/mengenal-lembaga-penjamin-simpanan-apa-tugas-dan-fungsinya
- https://www.republika.co.id/berita/ekonomi/syariah-ekonomi/18/04/11/p70g72382-ojk-likuiditas-bank-muamalat-tak-masalah-tapi-butuh-modal
- https://finance.detik.com/moneter/d-3879581/bank-muamalat-terancam-bangkrut-ini-kata-pengamat
Catatan:
Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Artikel Blog “LPS Press & Blogger Awarding 2018 – Inspirasi Ayo Menabung” yang diadakan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Republik Indonesia.
20 Komentar
Nunung yuni anggraeni · Juli 31, 2018 pada 11:33 pm
Waah lengkap sekali tulisannya. Jadi lebih banyak tahu tentang LPS nih. Good luck yaa..
Firmansyah · Agustus 1, 2018 pada 12:31 am
Wah, makasih banyak ya bun. Aamiin. 🙂
Semoga mencerahkan ya
Feriald · Agustus 1, 2018 pada 6:44 am
Wow keren Bang banyak tabungannya. Rajin menabung kayaknya abang ini. Hehe
Firmansyah · Agustus 1, 2018 pada 9:07 am
Hahaha iya kang. Mungkin passion juga kali ya. 🙂
alfianhoki · Agustus 1, 2018 pada 9:48 am
wahahaha…. target tabungan Ane juga seperti itu *berarti kita teman seperjuangan nih
semangat… semangat…!
Semoga isi tabungan kita bisa cepat memenuhi (dan melampaui) kuota. aamiin aamiin Ya Rabb
salam blogger seperjuangan dan salam HOKI
Firmansyah · Agustus 1, 2018 pada 10:12 am
Hehehe Aaamiin. Aaamiin.
Seperjuangan banget ya, Mas. 🙂
Semangat!
Bunda Biya · Agustus 1, 2018 pada 11:13 am
ku doakan segera tercapai keinginan nikahnya mas, aamiin 😀 moga2 bekalnya cukup baik buat membina bahtera nanti, haseeek 😀
Firmansyah · Agustus 1, 2018 pada 1:01 pm
Aamiin Allahumma Aamiin…
Makasih yak do’anya Bunda… 😀
Joe Candra P · Agustus 1, 2018 pada 12:20 pm
wuihhhh mantabbb banget ulasannya bang keren dah, semangaaattttttt nabung
Firmansyah · Agustus 1, 2018 pada 1:02 pm
Hahaha… Makasih Bang Joe. Yuk kita semangat nabung! 😀
Amir · Agustus 1, 2018 pada 9:15 pm
Menabung untuk masa depan lebih tertata
Firmansyah · Agustus 1, 2018 pada 9:25 pm
Betul, Mas Amir. Setuju. 🙂
Muhammad Fadillah Arsa · Agustus 1, 2018 pada 11:11 pm
mantap bang inspirasinya
Firmansyah · Agustus 1, 2018 pada 11:24 pm
Terima kasih, Mas. Semoga benar-benar menginspirasi ya. Aaamiin.
Bety Kristianto · Agustus 2, 2018 pada 9:26 am
Waahh mantab benar Mas tabungannya buanyak. Semoga suksesnya menular sama blogger kampung kayak saya ya.. hehe amiin
Firmansyah · Agustus 2, 2018 pada 9:54 am
Hehehehe… Aaamiin. Saya juga blogger kampung kok mbak. 🙂
Mugniar · Agustus 2, 2018 pada 11:15 am
Wow, masya Allah. Pengalaman Bang Firman inspiratif. Menabung mulai dari yang konvensional hingga punya 4 rekening bank. In syaa Allah akan menginspirasi banyak orang setelah ditulis di blog. Daan semoga menang 🙂
Firmansyah · Agustus 2, 2018 pada 12:29 pm
Aaamiin Allahumma Aaamiin…
Iya, mbak. Harapan saya pun begitu, semoga tulisan ini bisa menginspirasi banyak orang, seperti Mbak Mugniar yang sudah menginspirasi blogger2 yang lain ya. 🙂
diva pramudika · Agustus 8, 2018 pada 10:59 am
menabung untuk membantu orang tua
Firmansyah · Agustus 8, 2018 pada 11:48 pm
Betul. Sepakat. 🙂