Halo Sobat Bang Firman’s Blog …

“Jika kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah.”
~ Imam al-Ghazali ~

Seketika hati dan pikiran saya tertegun sejenak, saat pertama kali mendengar ungkapan itu. Merasa sedikit terheran, namun pada akhirnya saya justru merasa tersentuh dan tanpa ragu mengamini perkataan tersebut.

Ya, Imam al-Ghazali, ulama muslim yang bergelar Hujjatul Islam, pernah berkata, “bila kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah!” Perkataan tersebut memang singkat, tetapi memiliki makna yang begitu dalam. Melalui perkataan itu, Imam al-Ghazali mencoba menyiarkan kepada semua orang bahwa sudah sepatutnya bagi seseorang untuk dapat memberikan sumbangsih kepada sesama manusia selama masih hidup di dunia.

Jika diperhatikan, ucapan tersebut juga bermakna sindiran. Dengan kata-kata itu, Imam al-Ghazali seakan-akan ingin menyadarkan setiap orang bahwa hidup di dunia ini tidak akan ada artinya bila kita tidak meninggalkan apa-apa untuk para generasi penerus sepeninggal kita. Maka dengan sindiran tersebut, beliau ingin mengajak semua orang untuk berjuang mewujudkan sebuah warisan yang dapat dinikmati oleh para generasi penerus meski kita bukanlah keturunan raja atau ulama. Beliau memberikan sebuah solusi atau jalan yang dapat ditempuh jika kita ingin mewariskan sesuatu, meskipun kita tidak memiliki kekayaan yang banyak. Jalan atau solusi tersebut adalah dengan menulis.

Pada kesempatan kali ini, izinkan saya untuk mengulas sedikit tentang dunia tulis menulis dan literasi dari sudut padang dan suasana yang sedikit berbeda. 😊

Pesantren, Santri, dan Literasi

Santriwan dan santriwati Pondok Pesantren Daar el-Qolam, salah satu pondok pesantren modern di Provinsi Banten, tempat saya mengajar dan bernaung saat ini.

Seperti yang telah kita ketahui sejak beberapa tahun lalu, tanggal 22 Oktober telah ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo sebagai Hari Santri Nasional. Nah, pertanyaan ‘iseng’ saya, jika mendengar kata ‘santri’, apa sih yang muncul di benak kamu? 😁

Mungkin, mayoritas akan membayangkan figur anak muda atau remaja yang membawa kitab suci Alquran dan atau kitab ‘kuning’ (kitab salaf) untuk belajar mengaji bersama ustaz atau kiai. Berpenampilan mengenakan sarung, kemeja atau baju koko, dan peci di kepala yang ditarik sedikit ke belakang hingga sebagian rambut terlihat di atas dahi. Begitukah yang kamu bayangkan? Hehe … Baiklah, kamu tidak sepenuhnya keliru kok. Hingga saat ini, memang masih banyak santri nusantara yang berpenampilan khas seperti itu, terutama di pondok-pondok pesantren tradisional.

Namun sebenarnya, sebutan santri tidak hanya diperuntukkan bagi mereka yang sedang menimba ilmu di pesantren saja. Santri juga bisa bermakna lebih luas, yaitu ditujukan kepada siapa pun yang sedang belajar mendalami agama dan mengikuti pemikiran seorang kiai atau pemimpin keagamaan.

Pondok pesantren almamater saya, tempat di mana saya menuntut ilmu dan mengabdikan diri.

Kebetulan saya juga pernah mengenyam pendidikan di pondok pesantren, tepatnya ketika melanjutkan sekolah ke jenjang SMA. Pondok Pesantren Daar el-Qolam, itulah namanya. Bahkan sejak lulus SMA hingga kini, saya masih setia mengabdikan diri sebagai seorang tenaga pengajar di sana. Pondok pesantren almamater saya ini memang bukan tipikal pondok pesantren tradisional, melainkan sudah termasuk kategori pondok pesantren modern. Perbedaan di antara keduanya memang terlihat cukup signifikan, mulai dari sistem dan kurikulum pendidikan, fasilitas dan sarana prasarana pesantren, kegiatan keseharian santri, dan lain sebagainya.

“Be All Round, Not All Wrong” ~ KH. Ahmad Rifai Arief ~

Kamu pernah mendengar atau membaca kutipan kata-kata di atas? Kata-kata tersebut mungkin saja tidak familiar di telinga kamu, tetapi yang pasti kata-kata itu bagaikan cambuk yang ampuh dalam mengilhami para santri untuk selalu siap mempelajari hal-hal baru serta siap menerima sekaligus mengemban amanat baru, termasuk diri saya sendiri.

Sesungguhnya terdapat pesan luar biasa yang selalu disampaikan oleh almarhum pendiri almamater saya, KH. Ahmad Rifai Arief bahwa kita harus menjadi sosok yang serba bisa ‘all round’, bukan malah menjadi sosok yang serba salah ‘all wrong’ dan tidak mau belajarDalam artian, kita diminta untuk selalu siap menerima amanat dan tugas apapun, bersedia untuk ditugaskan di bagian struktural apapun, siap untuk dididik dan diajarkan tugas dan hal-hal baru, bahkan harus siap untuk dikader sebagai penerus amanat.

Kegiatan rapat evaluasi program ekstrakurikuler Jurnalistik dan sharing literasi para pembimbing bersama tutor dan narasumber, Ust Aan Rukmana. By the way, laptop ASUS saya ‘Si Biru’ masih sanggup dan setia menemani tugas-tugas saya. Hebat! 🙂

Nah, kata-kata itu pulalah yang akhirnya menginspirasi saya untuk siap menerima tugas dan mengemban amanat baru. Sekitar tiga tahun terakhir ini dalam struktur personalia guru, saya didapuk menjadi Pembimbing sekaligus Kepala Urusan bidang Jurnalistik, yaitu kegiatan ekstrakurikuler yang mewadahi minat dan potensi anak-anak santri dalam dunia tulis menulis dan literasi. Kehidupan totalitas selama 24 jam di pondok pesantren yang tersistem, memang mengharuskan setiap guru untuk terlibat aktif dalam membimbing dan membina kegiatan keseharian santri, termasuk dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler. Jadi, tugas guru di pondok pesantren modern itu tidak hanya mengajar secara formal di dalam kelas, tetapi juga aktif di off class.

Dengan modal kepercayaan diri dan prinsip ‘be all round, not all wrong’ di atas, siap atau tidak siap, saya pun menerima tugas dan amanat baru tersebut. Meski sempat bertanya-tanya, mengapa saya yang dipercaya sebagai penanggung jawab kegiatan literasi ini, namun akhirnya saya sadar bahwa passion dan ketertarikan saya terhadap dunia blogging yang mulai tumbuh sejak tahun 2012, menjadi alasan kuat dan utama mengapa saya berada di posisi tugas struktural ini.

Padahal jika dirunut ke belakang, tugas struktural saya biasanya selalu berhubungan dengan disiplin kebahasaan santri (Arab dan Inggris) atau mengurusi keuangan pesantren, seperti menjadi Staf Tata Usaha, Pengurus Koperasi, atau Bendahara di Kepanitiaan. Begitulah hidup di pesantren, benar-benar dididik untuk siap ‘serba bisa’. 

Tantangan Mengajak Santri Melek Literasi 

Baiklah, kembali ke pembahasan literasi santri. Pernahkah kamu berpikir? Apa kira-kira potensi dan kemampuan santri yang bisa diandalkan bahkan sampai ia lulus dan terjun di masyarakat? Mungkin, sebagian besar akan menjawab, menjadi seorang pendakwah, menjadi guru, menjadi kiai dan membangun pesantren baru. Itu semua benar, tetapi santri pondok pesantren modern memiliki nilai tambah lainnya.

Hal yang membanggakan adalah dengan adanya berbagai kegiatan wajib setiap harinya yang didukung dengan organisasi kepemimpinan serta berbagai kegiatan ekstrakurikuler, santri dapat tumbuh menjadi seorang yang memiliki potensi dan kualitas diri dalam berbagai bidang. Sehingga kemampuan tersebut nantinya akan bermanfaat ketika mereka lulus dan terjun ke masyarakat serta melanjutkan studi ke jenjang pendidikan selanjutnya. 

Beberapa contoh kegiatan ekstrakurikuler santri. Bidang ekstrakurikuler seperti olahraga, kesenian, dan kepramukaan masih menjadi favorit dan dominan di kalangan santri. Di sisi lain, ekstrakurikuler Jurnalistik yang menaungi kegiatan literasi masih kalah pamor dan minim peminat.

Lalu, bagaimana dengan ketertarikan santri terhadap dunia tulis menulis dan literasi?

Saya tidak bisa menampik fakta bahwa budaya literasi dan kecintaan santri terhadap dunia tulis menulis masih sangat minim. Namun, ini juga bukan berarti saya sebagai pembimbing memiliki kemampuan yang besar dan mumpuni dalam bidang literasi. No. it’s a big no! Saya secara pribadi pun sama, masih dalam tahap belajar, memperbaiki apa yang perlu saya perbaiki dan berusaha menambah pengetahuan tentang dunia literasi.

Perbedaannya, secara usia dan pengalaman tentunya saya memiliki jam terbang yang lebih banyak dibanding para santri yang masih seusia remaja. Maka, sudah menjadi tugas saya sebagai pembimbing ekstrakurikuler Jurnalistik untuk menarik minat para santri serta mengajak mereka agar lebih melek terhadap dunia literasi.

Saya kira minat para santri yang masih sangat minim terhadap dunia literasi, bukan hanya sebatas problematika di pesantren semata. Sebagaimana yang kita bisa saksikan, kini generasi milenial bahkan generasi Z pun secara terang-terangan lebih tertarik terhadap hal-hal yang berbentuk visual dan hidup, sehingga kegiatan dunia literasi seperti membaca dan menulis mulai kehilangan ‘penggemar’nya. Sebagai dampaknya, anak-anak zaman now, cenderung lebih tertarik untuk menjadi seorang Gamer atau YouTuber yang terkadang kontennya masih tidak jelas bahkan tidak bermutu dibanding menjadi seorang penulis buku, ilmuwan, sastrawan, atau bahkan penulis blog (narablog).

Mohon maaf, dalam hal ini saya bukan mendiskreditkan Gamer atau YouTuber, karena secara pribadi saya pun berkeinginan untuk melebarkan saya dengan aktif membuat konten video di YouTube. Hanya saja, saya tidak bisa menampik fakta di lapangan bahwa masih banyak yang saya temukan orang bermain game gila-gilaan tak kenal waktu hingga melupakan tugas dan kewajiban, atau creator YouTube yang membuat konten seenaknya, asal viral dan terkenal sehingga tidak memperhatikan mutu atau kualitas konten! Saya khawatir konten-konten tersebut akan mengganggu dan mempengaruhi para penonton, khususnya generasi muda. Tentu saja ini merupakan tantangan. Ya, kan? Pernah berpikiran hal yang sama?

Melangitkan Literasi Santri Bersama ASUS

Kegiatan perlombaan sastra dan literasi pada ekstrakurikuler Jurnalistik.

Sedikit demi sedikit, lama-lama akan menjadi bukit. Walau santri yang tertarik terhadap literasi masih sedikit, tapi jika dikelola, diajarkan, serta diberikan banyak pencerahan dan inspirasi tentang literasi, lama-lama jumlah peminatnya pasti akan ‘membukit’ alias bertambah banyak. Saya yakin akan hal itu. Maka, saya dan teman-teman guru pembimbing ekstrakurikuler Jurnalistik lainnya mencoba mencari berbagai solusi dan cara untuk menarik minat para santri demi melangitkan literasi.

Seperti yang saya tuliskan sebelumnya, saya bukanlah orang yang mumpuni dalam bidang literasi, tetapi secara pribadi saya ingin memberikan sumbangsih apa pun yang bisa saya berikan dan tularkan kepada santri-santri ‘milenial’ di almamater saya ini. Banyak hal yang kami (pembimbing) usahakan untuk melangitkan literasi di kalangan santri, mulai dari program kelas-kelas literasi, kegiatan workshop dan pelatihan menulis, bedah buku, temu penulis, field trip ke tempat yang menambah pengetahuan literasi, mengadakan lomba literasi, hingga pemilihan duta literasi untuk ekstrakurikuler Jurnalistik ini.

Kegiatan pemilihan Duta Jurnalistik guna menarik minat dan menginspirasi santri lainnya untuk melangitkan literasi.

Di lain kesempatan, terkadang passion saya sebagai seorang blogger juga sering saya bagikan kepada santri-santri yang sekiranya berminat dan memiliki potensi. Pengalaman saya beberapa kali memenangkan kompetisi blog pun tak luput dari perbincangan dan sharing saya kepada para santri. Dalam hal ini, saya menyebutnya literasi digital, karena bagaimanapun blog adalah media atau platform baru yang berbentuk digital dan dapat dimanfaatkan sebagai wadah berkarya untuk mengembangkan literasi. 

Misalnya, kompetisi Writingthon Asian Games 2018 setahun lalu yang diselenggarakan untuk dua kategori, blogger dan pelajar. Saya mengajak dan menyemangati mereka untuk mencoba ikut berpartisipasi dalam kompetisi bergengsi tersebut. Walau akhirnya saya berhasil terpilih, sementara santri-santri yang saya ajak berpartisipasi belum berhasil lolos. Namun pastinya, saya pun mengajarkan mereka bahwa kalah dan menang adalah hal biasa, yang terpenting adalah pelajaran yang dapat dipetik setelahnya.

ASUS turut menjadi bagian dari inspirasi yang saya sebarkan kepada para santri. 

Selain itu, brand ASUS juga turut saya jadikan inspirasi yang saya bagikan kepada para santri. Bagaimana tidak? Kemenangan pertama saya pada lomba blog ASUS, langsung dianugerahi rezeki luar biasa, yaitu berupa laptop ASUS ZenBook UX391UA yang harganya cukup membuat saku dan dompet saya kembang kempis!

Alhamdulillah. Dengan menceritakan kabar kemenangan ini, saya seakan memberikan gambaran kepada mereka (para santri) bahwa dengan hidup di pesantren bukan berarti kita terbelakang dalam hal modernisasi dan ilmu pengetahuan, khususnya literasi dan digitalisasi, terbukti saya sebagai seorang pengajar sekaligus pembimbing kegiatan literasi santri di pesantren, mampu melampaui batas itu dengan bersaing secara kompetitif bersama blogger-blogger andal lainnya di seluruh Indonesia. Saya ucapkan Terima Kasih kepada ASUS atas inspirasi yang disebarkan melalui lomba-lomba menarik yang diselenggarakan selama ini.

Salah satu cara untuk menarik minat literasi santri, yaitu pembuatan majalah santri untuk kalangan sendiri yang didesain langsung oleh para santri. 

Berbicara tentang ASUS, saya jadi ingat laptop dan juga satu tugas lainnya yang biasa kami kerjakan rutin bersama para santri pengurus bagian ekstrakurikuler Jurnalistik, yaitu pembuatan majalah santri setiap tiga bulan. For your information, SDM utama untuk mengerjakan majalah ini memang langsung dari para santri. Jadi, selain menulis dan mengisi konten majalah, mereka jugalah layout designer-nya. Ditambah, mereka pun mengerjakannya dengan laptop mereka masing-masing. Tugas saya dan guru pembimbing lainnya hanya membimbing, mendampingi, mengarahkan, dan sebagai editor alias membantu penyuntingan naskah konten majalah yang ditulis oleh anak-anak.

Sampai saat ini, penugasan dan pengerjaan sebagian target output dari kegiatan ekstrakurikuler Jurnalistik memang masih mengandalkan perangkat laptop dari masing-masing santri. Di pesantren kami, semua santriwan dan santriwati memang diperbolehkan membawa laptop (jika wali santrinya menyetujui), penyimpanannya pun berada di ruang Laptop Center, sehingga mereka tidak bisa secara seenaknya menggunakan laptop, pun dilarang jika menggunakannya di asrama, hanya di ruang lingkup kelas dan laptop center tadi. Penggunaan internet melalui WIFI di pondok pun sudah di-filter dan selalu diawasi rekam jejaknya. 

Santriwan dan santriwati anggota ekstrakurikuler Jurnalistik saat mengikuti pelatihan desain layout majalah.

Selama pengerjaan majalah ini, permasalahan pun acap kali muncul. Para santri yang biasa mendesain layout majalah menggunakan laptop pribadi mereka masing-masing sering menemukan kendala, seperti laptop yang sering nge-lag, software desain yang terkadang off dan log out secara tiba-tiba, ukurannya yang tebal dan berat, belum lagi masalah-masalah seperti tidak support-nya spesifikasi perangkat laptop yang mereka gunakan. Kalau sudah begini, mereka pun jadi serba salah. Dampaknya, pengerjaan majalah pasti tambah ‘molor’ waktunya. 

Pertanyaan: Adakah rekomendasi laptop yang cocok untuk kalangan santri? Memiliki harga yang terjangkau, tampilan yang sesuai gaya anak muda, namun tetap ringkas, tipis, dan memiliki spesifikasi serta performa yang mumpuni untuk mendukung aktivitas harian dan tugas mereka?
Jawaban: Tentu saja ada! Setelah saya cari tahu, ternyata ada satu laptop keluaran terbaru yang cocok untuk kalangan santri milenial. Bukan hanya tampilannya yang tipis, ringkas, stylish, dan anak muda banget, soal performa pun laptop ini bisa diandalkan dan cocok sebagai daily driver bagi para santri. Apalagi, harganya pun terjangkau. Penasaran? Mari berkenalan dengan ASUS VivoBook Ultra A412DA. 

Varian ASUS VivoBook Ultra A412DA. Sumber foto: www.asus.com

Mengenal Lebih Dekat ASUS VivoBook Ultra A412DA

Untuk menjawab kebutuhan akan perangkat yang mampu membantu aktivitas para santri dalam berkreasi pada bidang literasi, tentunya saya tidak pernah ragu untuk mempercayakan ASUS sebagai solusi dan rekomendasi pilihan. Seperti yang kita ketahui bersama, ASUS adalah perusahaan yang selalu tidak pernah henti berinovasi untuk menghadirkan produk-produk terbarunya yang menyasar ke berbagai kalangan pasar. Faktanya, sebagai perusahaan multinasional sekaligus produsen motherboard, PC, monitor, kartu grafis, dan router terbaik di dunia, ASUS memimpin industri teknologi melalui desain serta inovasi canggih untuk menghasilkan perangkat cerdas terbaik yang dapat dinikmati oleh semua penggunanya.

Tampilan produk terbaru ASUS Seri VivoBook. Sumber foto: www.asus.com

Nah, baru-baru ini ASUS kembali merilis beberapa varian produk terbarunya. Setelah sukses dengan seri VivoBook S dan VivoBook Pro, ASUS kali ini memperkenalkan seri VivoBook Ultra A412, salah satunya bernama ASUS VivoBook Ultra A412DA yang merupakan ultrabook mungil dengan desain stylish serta powerful. Dirancang sebagai perangkat penunjang pekerjaan dan teman untuk bermain, VivoBook Ultra A412DA juga tampil dengan performa terbaik di kelasnya. Tidak hanya itu, VivoBook Ultra A412DA juga memiliki bodi yang sangat tipis, ringan dan ringkas sehingga mempermudah mobilitas para penggunanya.

“Sesuai dengan namanya, VivoBook Ultra A412 hadir dengan bodi yang lebih ringkas namun tetap mengedepankan performa. Ultrabook ini juga hadir dengan empat pilihan warna unik, membuatnya tampil mencolok dan berbeda dari ultrabook lainnya.” ujar Jimmy Lin, Country Manager ASUS Indonesia. “

Jenis-jenis warna yang tersedia pada varian ASUS VivoBook Ultra A412DA.

ASUS VivoBook Ultra A412 juga resmi menyandang gelar sebagai The World’s Smallest 14 inch Colorful Notebook. atau ultrabook dengan layar 14 inci paling berwarna dan paling kecil di dunia. Gelar tersebut mampu diraih berkat dimensi bodi yang diusungnya yaitu dengan panjang 32cm dan lebar 21cm sehingga sekilas terlihat seperti ultrabook yang mengusung layar 13 inci. Ditambah lagi, empat varian warna unik membuat laptop ini tampil berbeda dari yang lain. Colorful!

Lihat saja foto infografis yang saya buat di atas. Bagaimana? Tampilannya menarik dan stylish, bukan? Cocok sekali untuk generasi milenial yang biasa bekerja di dunia digital, seperti content creator yang saat ini sedang marak-maraknya. Saya sendiri jadi membayangkan bagaimana kerennya bila anak-anak santri yang saya bimbing, sedang mengerjakan desain majalah, menulis blog, atau mengedit foto, video, dan banner dengan laptop ciamik yang super powerful ini. Wah, pasti mengerjakan tugasnya jadi lebih semangat dan bebas bad mood

ASUS VivoBook Ultra A412DA sangat cocok digunakan bagi generasi milenial yang biasa bekerja di dunia digital. Sumber foto: www.asus.com

Tapi ingat, ASUS VivoBook Ultra A412DA ini bukan hanya tentang tampilannya yang fresh saja lho! Dapur pacu alias bagian ‘dalam’ laptopnya pun gahar dan bisa diandalkan. Selengkapnya kamu bisa lihat  pada daftar spesifikasi yang saya tuliskan di bawah ini. Selanjutnya, saya juga akan bahas secara detail beberapa keunggulan dan fitur-fitur andalan dari si laptop stylish ini. 😎

Tetapi sebelumnya, izinkan saya bercerita sedikit tentang pertemuan saya pertama kali dengan laptop ASUS VivoBook Ultra A412DA ini. Jadi, ternyata kerabat kerja saya di pondok pesantren pun ada yang sudah memiliki laptop keren ini. Namanya Rayi Setiadi, kebetulan tahun ajaran ini kami berdua juga sama-sama ditempatkan pada struktur personalia yang sama, yaitu bagian disiplin bahasa (Arab dan Inggris). 

Singkat cerita, ia baru saja membeli sebuah laptop baru untuk membantu meringankan aktivitas dan pekerjaan sehari-hari, baik dalam mengajar atau pun mengerjakan tugas struktural lainnya. Saat itu, mata saya sedikit tercuri perhatiannya, saat Rayi membawa sebuah laptop baru di tangannya. Sontak, saya penasaran. Dan benar saja, laptop baru yang ia bawa itu adalah ASUS VivoBook Ultra A412DA yang dari kejauhan saja, warnanya sudah memikat pandangan saya. 

Rayi bersama laptop barunya, ASUS VivoBook Ultra A412DA berwarna Peacock Blue.

Mau tahu apa kesan pertama saya saat melihat ASUS VivoBook Ultra A412DA? Look-nya mahal! Padahal, harga jualnya tidak ‘semahal’ penampilannya alias terjangkau. Ugh! Keren banget, kan?

Kalau tidak percaya, berikut saya lampirkan foto-foto saat saya bersama ASUS VivoBook Ultra A412DA ini, lengkap dengan penampakan detail lebih dekat pada beberapa sisi laptopnya. Check them out!

Saya bersama Si Charming! ASUS VivoBook Ultra A412DA berwarna Peacock Blue milik teman saya, Rayi Setiadi. 

Penampilan detail lebih dekat ASUS VivoBook Ultra A412DA berwarna Peacock Blue. Warna biru yang menawan, bukan?

Beberapa Keunggulan dan Fitur Andalan Si Laptop Menawan

Baiklah, setelah melihat penampakan ASUS VivoBook Ultra A412DA lewat jepretan foto-foto saya di atas. Sekarang, mari kita bahas apa saja keunggulan dan fitur-fitur spesial andalan yang dimiliki oleh Si Laptop Menawan ini. 

1. Performa Tetap Gahar dengan Prosesor Harga Terjangkau namun Berkualitas

Berterima kasihlah kepada ASUS yang telah menghadirkan laptop tipe VivoBook paling ringkas di kelasnya, dan sudah diperkuat prosesor terbaru AMD Ryzen 3000 series, baik Ryzen 3 ataupun Ryzen 5 di Indonesia. Mengapa? Karena bagi kamu yang memiliki budget terbatas, ASUS VivoBook Ultra A412DA ini telah dipersenjatai dengan prosesor AMD yang harganya memang relatif lebih murah dibandingkan dengan brand prosesor ‘tetangga’, sehingga harga laptopnya bisa ditekan menjadi lebih terjangkau.

Sumber foto: www.asus.com

Murah? Berarti kualitasnya rendah dong? Eitss, jangan salah. Meski harganya lebih murah (sehingga bisa menekan harga), tetapi AMD Ryzen 3000 series yang menjadi jantung Vivobook Ultra A412DA ini memiliki performa yang gahar, mumpuni, dan pastinya tidak kalah dengan prosesor Int*l, ‘tetangganya’ itu. Jadi, tentu ASUS tidak salah memilih AMD sebagai prosesor untuk laptop VivoBook Ultra A412DA ini. Nah, bagi kamu yang memang menggemari prosesor AMD, tinggal pilih salah satu varian prosesor yang tersedia, AMD Ryzen 3 atau AMD Ryzen 5.

Sumber foto: www.asus.com

Selain itu, laptop ASUS Vivobook Ultra A412DA juga menggunakan Radeon Vega 8 sebagai prosesor grafis. Radeon sendiri juga merupakan produksi AMD, jadi pastinya bisa dibayangkan bagaimana mulusnya kinerja dan kerjasama yang akan terjadi di antara keduanya, prosesor utama dan prosesor grafis.

2. Lebih Mudah dan Aman dengan Sensor Fingerprint dan Windows Hello

Sumber: www.asus.com

Untuk urusan keamanan, laptop VivoBook Ultra A412DA sudah menyediakan Fingerprint Sensor dan juga mendukung fitur Windows Hello untuk login cepat ke sistem operasi. Hebatnya, Fingerprint Sensor atau sensor sidik jari di Vivobook Ultra A412DA ini sangat cepat dan tidak ada orang lain yang bisa membukanya selain kita sendiri. Jadi, pastinya sangat secure alias aman dari orang-orang yang berniat jahat.

Sumber: www.adventurose.com

Sedangkan, Windows Hello juga bisa menjadi virtual assistant yang sangat membantu untuk menjalankan aplikasi di laptop lewat perintah suara. Misalnya membuka email, browser atau aplikasi lainnya.

Oh ya, bicara tentang Windows, Laptop ASUS VivoBook Ultra A412DA ini juga sudah pre-install dengan Windows 10 asli. Jadi, kita sebagai pengguna tidak perlu lagi membeli software Windows, apalagi menginstalasi software bajakan. Aduh, jangan! Mohon diingat baik-baik ya.

3. Semakin Nyaman dengan Desain Ergolift

Sumber foto: www.asus.com

Dalam hal kenyamanan, laptop ASUS VivoBook Ultra A412DA ini juga mengusung desain Ergolift. Desain ErgoLift sendiri bisa dibilang cukup inovatif karena sudah ada beberapa varian produk laptop yang dirancang ASUS dengan desain ini, termasuk pada varian ASUS ZenBook terbaru. Desain engsel Ergolift pada ASUS VivoBook Ultra A412DA ini memungkinkan keyboard membentuk sudut 2 derajat sehingga akan membuat penggunanya dapat mengetik dengan nyaman dan sempurna berkat kemiringan sudutnya yang optimal. 

4. Ukuran Dimensi yang Ringkas dan Berat yang Ringan.

Sumber foto: www.asus.com

Membawa laptop yang berat dan besar, memang masih zaman, ya? Nanti encok lho! 😃

ASUS VivoBook Ultra A412DA ini memiliki layar NanoEdge empat sisi tanpa bingkai yang tebal. Teknologi ekslusif ASUS lah yang memungkinkan bezel layar menjadi begitu tipis, hanya selebar 5,7 mm saja. Bagian layar laptop ini akan memiliki rasio screen-to-body sebesar 87%, membuat dimensi layar menjadi lebih ringkas dan simple. Selain itu, dengan beratnya yang hanya 1,5 kilogram, tentu akan membuat mobilitas kita menjadi lebih cepat, perjalanan sambil membawa laptop pun semakin ramah karena beratnya yang ringan. Cukup diselipkan di dalam tas dan selesai. Tidak perlu repot.

Ria Ricis dan Rizky Febian bersama varian laptop ASUS VivoBook Ultra A412 series. Sumber: Akun Media Sosial ASUS Indonesia

Bagaimana? Bagaimana? Si laptop menawan ini memang cocok sekali untuk dipinang dan dijadikan laptop idaman, kan? Hehehe … Yuk dimiliki! Siapa tahu penampilanmu bisa jadi lebih keren seperti Ria Ricis dan Rizky Febian yang sudah lebih dulu berkenalan dengan laptop VivoBook Ultra A412 Series ini. 🤩

Literasi Santri Semakin Berwarna Bersama ASUS Vivobook Ultra A412DA

Pada awal tulisan ini, saya telah ungkapkan kata-kata penuh makna milik Imam al-Ghazali yang pada intinya mengajak kita semua untuk berjuang mewujudkan sebuah warisan ‘abadi’ yang dapat dinikmati oleh generasi penerus meski kita bukanlah keturunan raja atau ulama yang memiliki kekayaan yang banyak dan keturunan yang mulia. Solusi atau jalannya adalah dengan menulis.

Bagi saya, perihal melangitkan literasi bukanlah perkara mudah di era yang semakin banyak tantangan digitalisasi, apalagi di kalangan santri. Berbagai godaan akan kemudahan dan keindahan visual, seolah menjadi ‘bumerang’ yang justru sewaktu-waktu mematikan minat dan daya tarik literasi. Sungguh sebuah tantangan besar. Tetapi, bukan berarti tidak bisa diwujudkan dan dicicil secara perlahan.

Dan ASUS hadir sebagai brand perusahaan laptop terkemuka di dunia yang produk-produknya banyak digunakan oleh semua kalangan, tentunya juga ikut andil dan memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap ketertarikan santri untuk mengembangkan kemampuan literasi. Bayangkan saja, dengan adanya ASUS VivoBook Ultra A412DA yang bisa dimiliki dan digunakan oleh para santri, hari-hari mereka bukan saja menjadi semakin berwarna tetapi juga berkualitas karena produktivitas yang mereka hasilkan bersama ASUS VivoBook Ultra A412DA. 

Berharap suatu saat bisa memiliki ASUS VivoBook Ultra A412DA ini sebagai perangkat inventaris kegiatan pembelajaran literasi bagi para santri anggota ekstrakurikuler Jurnalistik di pondok pesantren kami.

Dan bila saya boleh berkata jujur, ekstrakurikuler Jurnalistik yang saya bimbing bersama guru lainnya belum pernah memiliki sebuah perangkat laptop inventaris. Maka, secara pribadi saya pun berharap ingin sekali bisa memberikan sebuah laptop canggih dan menawan seperti ASUS VivoBook Ultra A412DA ini kepada para santri anggota ekstrakurikuler Jurnalistik yang nantinya kami jadikan laptop inventaris agar bisa digunakan dan dimanfaatkan untuk pembelajaran literasi bagi semua anggota.

Semoga ada rezeki untuk mewujudkan perangkat inventaris Jurnalistik pada tahun ini. Aamiin. 

Tunggu apa lagi, sobat? Mari jadikan hari-harimu semakin berwarna dengan hadirnya ASUS VivoBook Ultra A412DA sebagai partner produktivitas kamu. 😍😇

#ColorfulWithVivoBook #ASUSVivoBookUltraA412DA

 

Sumber Referensi:

  • Website Resmi ASUS, www.asus.com
  • Akun Media Sosial ASUS Indonesia
  • Blog Adventurose, www.adventurose.com
  • Pengalaman Pribadi Penulis 
How many stars for this post?

29 Komentar

cory pramesti · Agustus 19, 2019 pada 1:32 pm

Laptop ini memang cocok banget buat semua kalangan, apapun profesinya saya rasa akan lebih bergairah jika memiliki satu dari ultrabook A412DA ini. warna-warnanya bikin semangat kerja makin menggebu. :”) pengen banget punya satu juga buat menunjang desain grafisku..

Like it?

    Firmansyah · Agustus 19, 2019 pada 7:47 pm

    Setuju, Kak Cory. Saya juga sebagai guru dan blogger pastinya butuh sekali laptop semacam VivoBook ini. 🙂
    Terima kasih ya sudah berkunjung. 🙂

    Like it?

sugatangguh · Agustus 20, 2019 pada 5:24 pm

Wuui, semangat pejuang literasi. Semoga semakin banyak orang yg diajak untuk mencintai literasi, tertarik. Wujudkan SDM yang Unggul dengan asus 🙏👍

Like it?

    Firmansyah · Agustus 20, 2019 pada 7:50 pm

    Aamiin. Terima kasih Mas Agus atas supportnya. Let’s be productive with ASUS.😎💪😊

    Like it?

Arda Sitepu · Agustus 20, 2019 pada 10:30 pm

Wah saya senang banget dengan tulisan Mas Firman, khususnya mengenalkan dunia literasi kepada santri. Sukses selalu Mas, apalagi dengan ASUS VivoBook Ultra A412 ini, pasti semakin menyenangkan terkhusus untuk AMD Ryzen yang ciamik abis.

Like it?

    Firmansyah · Agustus 20, 2019 pada 11:53 pm

    Terima kasih banyak ya, Mbak Arda. Semoga tulisan ini juga bisa bermanfaat sebagai salah satu contoh literasi digital yang akan saya share ke santri-santri di tempat saya. Betul sekali, Mbak. ASUS VivoBook ini keren banget tampilan dan spesifikasinya! Cocok juga buat para santri di sini. Hehe …

    Like it?

santri · Agustus 21, 2019 pada 7:09 am

assalamualaikum tad keren ulasannya insyaallah banyak yg terbantu

Like it?

    Firmansyah · Agustus 21, 2019 pada 9:53 am

    Wa alaikum salam. Aamiin, Insha Allah. Semoga bermanfaat tulisannya bagi yang membutuhkan. Syukron ya sudah mampir dan kasih komentar. 🙂

    Like it?

penghuni Izza 4 · Agustus 21, 2019 pada 7:11 am

assalamualaikum ustaz. i hope you have a good good day, tetew. saya setuju uztaz sama artikel ini. krn saya sendiri merasa puas dengan kecanggihan ASUS VivoBook ini. sukses selalu taz. salam 3a yang abis watching taz. salam journal.

Like it?

    Firmansyah · Agustus 21, 2019 pada 9:18 am

    Wa alaikum salam. Yes, Thank you. I hope you have a good day too. Wah, mantap nih pengguna ASUS pasti ya. Betul, ASUS memang selalu keren! Syukron ya, sudah mampir. Semoga bermanfaat tulisannya. 😇🙏

    Like it?

PEC people · Agustus 21, 2019 pada 7:12 am

assalamualaikum tad. keren tad… tinggal nunggu fulus faqoth tad : )

Like it?

    Firmansyah · Agustus 21, 2019 pada 9:15 am

    Wa alaikum salam. Alhamdulillah. Syukron ya. Semoga bermanfaat tulisannya. 😊🙏

    Like it?

Muhammad Nafis Abdul Majid · Agustus 21, 2019 pada 7:18 am

Wah luar biasa mr.firman,literasi sangat bagus untuk kaum milenial sekarang.dengan fitur yg canggih,body yang bagus,dan juga warna yang bermacam-macam membuat pemakainnya semakin berkesan dengan produk asus ini

Like it?

    Firmansyah · Agustus 21, 2019 pada 9:14 am

    Alhamdulillah. Syukron ya, Nafis. Betul, ASUS VivoBook ini cocok buat kaum milenial, seperti Nafis dan teman-teman yang lainnya juga. 😁

    Like it?

fuji · Agustus 21, 2019 pada 7:23 am

w o w…. good luck tadz!

Like it?

    Firmansyah · Agustus 21, 2019 pada 9:13 am

    Aamiin Allahumma Aamiin. Syukron ya Fuji. Semoga bermanfaat tulisannya. 😊🙏

    Like it?

sallaafa · Agustus 21, 2019 pada 7:31 am

assalamualikum tad…. keren tad informasinya..tulisannya juga menarik buat dibaca, jadi pengen beli ASUS Vivobook (hehehe). oiya tad congratulation buat lomba blog asus nya, semoga bisa menjadi inspirasi para santri untuk tetap berkarya…GOOD LUCK IN EVERYTHING TAD….

Like it?

    Firmansyah · Agustus 21, 2019 pada 9:12 am

    Wa alaikum salam. Alhamdulillah. Syukron ya Sallaa. Semoga bermanfaat tulisannya. Semoga Sallaa bisa punya ASUS VivoBook juga ya. Aamiin. 😊

    Like it?

Joe Candra · Agustus 21, 2019 pada 9:08 pm

Speechless aku bang baca dari awal sampe akhirrrrr, apikkkkkkkkkk

Like it?

    Firmansyah · Agustus 22, 2019 pada 7:59 pm

    Alhamdulillah, Ya Rabb. Terima kasih banyak ya, Bang Joe. Semoga bermanfaat tulisannya, dan semoga bisa bersanding lagi di pengumuman pemenang ya, Bang. Aamiin Allahumma Aamiin.

    Like it?

Lucky Caesar Direstiyani · Agustus 21, 2019 pada 11:59 pm

Baca judulnyaa aja udaa menarik banget mas, apalagi openingnya juga dalem banget 😁 jd makin semangat nulis untuk berbagi cerita yg insya Allah bsa memberikan manfaat untuk yg baca 😁 aamiin. . Baca ulasan asus vivobook jd makin mupeng pengen punya yg peacock blue 😂😂 ulasannya detailll banget, suksess ya mas 💪😁

Like it?

    Firmansyah · Agustus 22, 2019 pada 8:04 pm

    Hihihi. Ya Allah. Terima kasih banyak ya, Mbak Lucy. Aamiin. Semoga tulisan-tulisan yang kita buat bisa bermanfaat bagi para pembaca ya, Aamiin.

    Benar tuh, Mbak. Peacock Blue bagus! Tuh saya foto-foto banyak di atas, tapi punya teman saya. Hehe … Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya ya, Mbak.

    Like it?

Rizka Edmanda · Agustus 22, 2019 pada 3:43 pm

Sekolahnya keren ada ekstrakulikuler jurnalistik, jamanku SMA dulu belum ada tuh. Paling keren cuma radio sekolah, tapi akhirnya cuma eksis beberapa semester karena sekolah gak mampu biaya sewa tower (numpang sama radio lokal). Ngomong-ngomong saya selalu menikmati ulasan Bang Firman kalau memabahas laptop, story tellingnya mengalir dengan sangat smooth, bikin gak berasa lagi baca review laptop. Good Job Bang, semoga sama-sama ada rezeki bersanding di pengumuman pemenang. Aamiin :))

Like it?

    Firmansyah · Agustus 22, 2019 pada 8:07 pm

    Iya, Mbak. Ekstrakurikuler Jurnalistik mulai ada sekitar 2013. Hehe. Dan saya baru ditunjuk sebagai salah satu pembimbingnya sejak 2017.

    Alhamdulillah. Terima kasih banyak ya, Mbak Rizka. Aamiin Yaa Rabb, semoga kali ini terwujud ya, Mbak. Belum pernah bersanding namanya sebagai pemenang lomba dengan Mbak Rizka. 🙂

    Like it?

Rizka Edmanda · Agustus 22, 2019 pada 3:45 pm

Sekolahnya keren ada ekstrakulikuler jurnalistik, jamanku SMA dulu belum ada tuh. Paling keren cuma radio sekolah, tapi akhirnya cuma eksis beberapa semester karena sekolah gak mampu biaya sewa tower (numpang sama radio lokal). Ngomong-ngomong saya selalu menikmati ulasan Bang Firman kalau memabahas laptop, story tellingnya mengalir dengan sangat smooth, bikin gak berasa lagi baca review laptop. Good Job Bang, semoga sama-sama ada rezeki bersanding di pengumuman pemenang. Aamiin ya Rabb

Like it?

    Firmansyah · Agustus 22, 2019 pada 8:10 pm

    Aamiin Allahumma Aamiin. Terima kasih banyak ya, Mbak Rizka. Semoga terwujud rezekinya untuk bisa bersanding di pengumuman pemenang bersama Mbak Rizka. Aamiin.

    Like it?

Nurdin Sikalem · Agustus 26, 2019 pada 6:21 pm

Setiap Asus menghadirkan keluaran terbarunya memang selalu memberikan Inovasi yang berbeda, seperti yang sekarang fitur sidik jari, tentu saja membuat pengguna semakin tergila gila

Like it?

Raihan Ramadhan · Agustus 31, 2019 pada 8:59 pm

Assalamualaikum wr wb

Dari blog ini kita bisa mendapat banyak pengetahuan tentang laptop terutama laptop asus vivobook ultra a412da

Like it?

Hikmah Bersemi di Tengah Pandemi, Saatnya Gali Potensi dan Maksimalkan Teknologi Informasi – Bang Firman's Blog · Juni 16, 2020 pada 11:50 pm

[…] di mana saya bernaung saat ini dan terlibat aktif sebagai salah satu tenaga pengajar bagi ribuan santri yang menuntut ilmu di […]

Like it?

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: